Andragogi adalah seni atau ilmu untuk mengajar orang dewasa.
Namun karena orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri sendiri,
maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari peserta
didik bukan kegiatan mengajar dosen. Tokoh yang dikenal sebagai bapak Andragogi
adalah Malcolm Knowles. Beliau terkenal dengan teori andragoginya walaupun
beliau bukanlah orang yang pertama kali menggunakan istilah tersebut.
Knowles mengembangkan andragogi atas empat asumsi pokok yang berbeda dengan pedagogi, yaitu :
Knowles mengembangkan andragogi atas empat asumsi pokok yang berbeda dengan pedagogi, yaitu :
1. Asumsi
Pertama : Konsep Diri
Perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa membutuhkan
kebebasan yang lebih bersifat pengarahan diri. Seseorang tumbuh dan matang
konsep dirinya bergerak dari ketergantungan total menuju ke arah pengarahan
diri sendiri. Secara singkat juga dapat dikatakan pada anak-anak konsep dirinya
masih tergantung, sedang pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena
kemandirian konsep dirinya inilah orang dewasa membutuhkan penghargaan orang
lain sebagai manusia yang dapat mengarahkan diri sendiri. Apabila dia
menghadapi situasi dimana dia tidak memungkinkan dirinya menjadi self directing
maka akan timbul reaksi tidak senang atau menolak.
2. Asumsi Kedua : Peranan Pengalaman
Perbedaan pengalaman, orang dewasa mengumpulkan pengalaman.
Sebagaimana individu tumbuh matang akan mengumpulkan sejumlah besar pengalaman
dimana hal ini menyebabkan dirinya menjadi sumber belajar yang kaya, dan pada
waktu yang sama memberikan dia dasar yang luas untuk belajar sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, dalam teknologi andragogi terjadi penurunan penggunaan teknik
transmital seperti yang dipakai dalam pendidikan tradisional dan lebih-lebih
mengembangkan teknik pengalaman (experimental-technique). Maka penggunaan
teknik diskusi, kerja laboratory, simulasi, pengalaman lapangan, dan lainnya
lebih banyak dipakai.
3. Asumsi Ketiga : Kesiapan Belajar
Kesiapan untuk belajar, orang dewasa ingin mempelajari
bidang permasalahan yang kini mereka hadapi dan anggap relevan. Pendidikan itu
secara langsung atau tidak langsung, secara implisit atau eksplisit, pasti
memainkan peranan besar dalam mempersiapkan anak dan orang dewasa untuk
memperjuangkan eksistensinya di tengah masyarakat. Karena itu, sekolah dan
pendidikan menjadi sarana ampuh untuk melakukan proses integrasi maupun
disintegrasi social si tengah masyarakat. Sejalan dengan itu, kita berasumsi
bahwa setiap individu menjadi matang, maka kesiapan untuk belajar kurang
ditentukan oleh paksaan akademik dan perkembangan biologisnya, tetapi lebih
ditentukan oleh tuntutan-tuntutan tugas perkembangan untuk melakukan peranan
sosialnya. Dengan kata lain, orang dewasa belajar sesuatu karena
membutuhkan tingkatan perkembangan
mereka yang harus menghadapi peranannya apakah sebagai pekerja, orang tua,
pimpinan suatu organisasi, dan lain-lain. Kesiapan belajar mereka bukan
semata-mata karena paksaan akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan untuk
melaksanakan tugas peran sosialnya.
4. Asumsi Keempat : Orientasi waktu
Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar, orang
dewasa orientasinya berpusat pada masalah dan kurang kemungkinannnya berpusat
pada subjek. Anak-anak sudah dikondisikan untuk memiliki orientasi belajar yang
berpusat pada mata pelajaran (subject centered orientation) karena belajar bagi
anak seolah-olah merupakan keharusan yang dipaksakan dari luar. Sedang orang
dewasa berkecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan
masalah kehidupan (problem-centered orientation). Hal ini dikarenakan belajar
bagi orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi masalah
hidupnya.
Ada beberapa prinsip belajar orang dewasa. Orang dewasa
belajar dengan baik apabila :
1. Secara penuh ambil bagian dalam kegiatan belajar
2. Menarik dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
3. Bermanfaat dan praktis
4. Perlu dorongan semangat dan pengalaman yang terus menerus
5. Mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh
6. Proses belajarnya dipengaruhi oleh pengalaman dan daya
fikir
7. Dalam prosesnya saling pengertian
0 komentar:
Posting Komentar