Jumat, 08 Juni 2012

Simulasi Pedagogi dan Andragogi

Nama Anggota Kelompok 

Baiklah, ini merupakan postingan terakhir dari dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Hari ini kita diberikan tugas perkelompok dimana satu kelompok itu terdiri dari 3 orang, dan kita diberikan tugas untuk melakukan simulasi tentang Pedagogi dan Andragogi.
Berikut simulasi tentang Pedagogi dan Andragogi dari kelompok kami.

Kita mulai dengan Pedagogi terlebih dahulu.
Ceritanya ada seorang Ibu dan seorang anak TK.
Ketika sedang mengobrol dengan anaknya, Ibu tersebut menanyakan pada anaknya tentang apa yang dia pelajari di sekolahnya hari ini. 
Ibu : Nak, apa yang kamu pelajari di sekolah hari ini?
Anak : Hari ini ibu guru mengajar berhitung, ma.
Ibu : Jadi, adek ngerti ga yang ibu guru ajarin?
Anak : Ga gitu ngerti si ma.
Ibu : Nah gini contohnya, misalkan mama punya 3 ayam, kemudian papa punya 3 ayam. Terus, ayamnya uda berapa sekarang?
Anak : 3 ayam dan 3 ayam. 6 donk ma?
Ibu : Nah, benar, 3 tambah 3 kan sama dengan 6.

Nah, disini itu, dapat kita lihat bahwa Pedagogi itu cara mengajarnya lebih ke Teacher-Centered. Ibu dari anak tersebut sebagai fasilitator (Guru) dan anaknya sebagai penerima. Anak tersebut diajarkan dengan  perumpamaan ayam agar pembelajaran tersebut dapat menjadi lebih menarik dan anak tersebut dapat dengan mudah mengerti apa yang dimaksudkan ibunya tersebut.

Kemudian yang Andragogi.
Ceritanya ada 3 orang mahasiswa yang sedang bingung menentukan ingin makan dimana seusai perkuliahan.
Katakan saja si A, si B, dan si C.
Mereka berdiskusi untuk menentukan dimana mereka akan makan siang.
Si A : Kita mau makan dimana?
Si B : Di kantin aja.
Si C : Kantin? Kantin mana?
Si B : Di kantin Kedokteran.
Si A : Bosan. Mahal. Tempat lain donk.
Si C : Iya, tempat lain aja. Disana ga enak.
Si B : Bagaimana kalau makan burger di pinggir jalan itu aja?
Si A : Ga mau, jorok. Pinggir jalan itu kan kotor.
Si C : Bagaimana kalau kita makan di tempat yang sebelah sana itu aja. Disana enak lo.
Si A : Boleh. Kita kesana aja.

Nah, dari cerita di atas, individu-individu tersebut sedang belajar mengambil keputusan melalui pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mengatakan tempat makan mana yang enak dan tidak enak berdasarkan pengalaman mereka karena mereka sudah pernah makan di tempat tersebut. Dalam Andragogi, pembelajaran itu bersifat Student-Centered, siswalah yang berpikir sendiri dan belajar mandiri dan mengemukakan pendapat berdasarkan pengalaman-pengalaman yang pernah mereka alami.

Rabu, 06 Juni 2012

Andragogi

Andragogi adalah seni atau ilmu untuk mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari peserta didik bukan kegiatan mengajar dosen. Tokoh yang dikenal sebagai bapak Andragogi adalah Malcolm Knowles. Beliau terkenal dengan teori andragoginya walaupun beliau bukanlah orang yang pertama kali menggunakan istilah tersebut. 

Knowles mengembangkan andragogi atas empat asumsi pokok yang berbeda dengan pedagogi, yaitu :
      1. Asumsi Pertama : Konsep Diri
Perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa membutuhkan kebebasan yang lebih bersifat pengarahan diri. Seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari ketergantungan total menuju ke arah pengarahan diri sendiri. Secara singkat juga dapat dikatakan pada anak-anak konsep dirinya masih tergantung, sedang pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena kemandirian konsep dirinya inilah orang dewasa membutuhkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat mengarahkan diri sendiri. Apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak memungkinkan dirinya menjadi self directing maka akan timbul reaksi tidak senang atau menolak.
      
2. Asumsi Kedua : Peranan Pengalaman
Perbedaan pengalaman, orang dewasa mengumpulkan pengalaman. Sebagaimana individu tumbuh matang akan mengumpulkan sejumlah besar pengalaman dimana hal ini menyebabkan dirinya menjadi sumber belajar yang kaya, dan pada waktu yang sama memberikan dia dasar yang luas untuk belajar sesuatu yang baru. Oleh karena itu, dalam teknologi andragogi terjadi penurunan penggunaan teknik transmital seperti yang dipakai dalam pendidikan tradisional dan lebih-lebih mengembangkan teknik pengalaman (experimental-technique). Maka penggunaan teknik diskusi, kerja laboratory, simulasi, pengalaman lapangan, dan lainnya lebih banyak dipakai.
      
3. Asumsi Ketiga : Kesiapan Belajar
Kesiapan untuk belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang permasalahan yang kini mereka hadapi dan anggap relevan. Pendidikan itu secara langsung atau tidak langsung, secara implisit atau eksplisit, pasti memainkan peranan besar dalam mempersiapkan anak dan orang dewasa untuk memperjuangkan eksistensinya di tengah masyarakat. Karena itu, sekolah dan pendidikan menjadi sarana ampuh untuk melakukan proses integrasi maupun disintegrasi social si tengah masyarakat. Sejalan dengan itu, kita berasumsi bahwa setiap individu menjadi matang, maka kesiapan untuk belajar kurang ditentukan oleh paksaan akademik dan perkembangan biologisnya, tetapi lebih ditentukan oleh tuntutan-tuntutan tugas perkembangan untuk melakukan peranan sosialnya. Dengan kata lain, orang dewasa belajar sesuatu karena membutuhkan  tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi peranannya apakah sebagai pekerja, orang tua, pimpinan suatu organisasi, dan lain-lain. Kesiapan belajar mereka bukan semata-mata karena paksaan akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas peran sosialnya.
      
4. Asumsi Keempat : Orientasi waktu
Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar, orang dewasa orientasinya berpusat pada masalah dan kurang kemungkinannnya berpusat pada subjek. Anak-anak sudah dikondisikan untuk memiliki orientasi belajar yang berpusat pada mata pelajaran (subject centered orientation) karena belajar bagi anak seolah-olah merupakan keharusan yang dipaksakan dari luar. Sedang orang dewasa berkecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan masalah kehidupan (problem-centered orientation). Hal ini dikarenakan belajar bagi orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi masalah hidupnya.

Ada beberapa prinsip belajar orang dewasa. Orang dewasa belajar dengan baik apabila :
1. Secara penuh ambil bagian dalam kegiatan belajar
2. Menarik dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
3. Bermanfaat dan praktis
4. Perlu dorongan semangat dan pengalaman yang terus menerus
5. Mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh
6. Proses belajarnya dipengaruhi oleh pengalaman dan daya fikir
7. Dalam prosesnya saling pengertian

I Believe, Everyone is unique in their own way :)

Selamat Malam :)
Saya ingin berbagi cerita tentang seorang pianis yang cacat dan memiliki keterbelakangan mental :)
Kisah tentang seorang anak kecil yang sangat hebat menurut saya.
Baiklah, ayo kita mulai ceritanya :)

Hee Ah Lee, pianis berusia 21 tahun asal Korea itu membuat 1000 penonton di Balai Kartini, Jakarta, terkagum-kagum tak ada habisnya, dalam konser bertajuk “Sharing The Strength of Love”.

Hee menderita lobster claw syndrome, pada masing-masing ujung tangannya terdapat dua jari yang membentuk huruf V seperti capit kepiting. Kakinya hanya sebatas bawah lutut, sehingga tinggi badannya hanya satu meter. Ia juga mengalami keterbelakangan mental.

It’s a miracle, yang dihadirkan oleh seorang yang cacat dan keterbelakangan mental. Riwayat Masa Kecil dan Ketekunan Pendidikan Mental Hee lahir dari Woo Kap Sun (50). Woo telah mengetahui sejak awal bahwa anaknya akan terlahir cacat. Sanak keluarga Woo menganggap itu sebagai aib.

Mereka menyarankan agar bayi itu dikirim ke panti asuhan. Woo menolak saran tersebut. Ia menerima Hee sebagai kenyataan dan anugerah.Woo merawat, mendidik dan memperkenalkan Hee pada kehidupan nyata. Ia memperlakukan Hee sebagaimana anak-anak lain. Untuk melatih kekuatan otot tangan, Hee diajarinya bermain piano sejak usia 6 tahun.

Saat itu, jarinya belum mampu mengangkat pensil. Saat umur Hee Ah menginjak tujuh tahun, tangannya masih belum bisa berfungsi. Memegang pensil pun tak bisa. Woo menggunakan piano kecil di rumah untuk melatih tangan Hee Ah.

Dengan kondisi keterbelakangan mental dan sulit berhitung, tidak mudah mengajarinya main piano dengan nada-nada yang harus "dihitung-hitung". Hee Ah juga didampingi guru. Cho Mi Kyong merupakan guru pertamanya. Guru inilah yang mengajari Hee Ah dasar-dasar bermain piano.

Cho adalah guru yang keras, karena memperlakukan Hee Ah sebagai layaknya orang yang bermain dengan 10 jari. Ia tidak melatih Hee dengan pertimbangan rasa kasihan karena kondisi fisik. Hee pun berpindah dari satu guru ke guru lainnya, disamping belajar sendiri dibimbing ibunya yang dengan penuh kasih sayang serta kesabaran yang luar biasa, menemani Hee kemana saja.

Always Keep Fighting Spirit and Never Give up.
“Bayangkan Anda makan satu jenis makanan terus menerus. Aku pernah bosan. Tapi, aku memakannnya terus. Aku berlatih terus menerus,” kata Hee tentang ketekunan, “Aku berlatih terus hingga lelah dan menangis. Betapa sulit bermain dengan empat jari. Susah sekali bagiku memainkan notasi yang bersambungan.”

Sikap Percaya diri yang ditanamkan dalam menghadapi segala cobaanKehidupan keluarganya serba sulit. Selain mengurus dirinya (Hee Ah), ibunya juga harus merawat ayahnya yang veteran tentara Korea. Sebagian tubuh ayahnya lumpuh karena terluka saat bertugas.

Belum selesai satu cobaan, cobaan lain datang. Lutut Hee Ah luka dan terserang penyakit. Luka itu disebabkan Hee Ah terlalu sering berjalan dengan lutut. Maklum, Hee Ah yang tak punya kaki harus berjalan menggunakan lututnya. Hee ah masuk rumah sakit dan harus dioperasi.

Saat Hee Ah sedang sakit, ayahnya juga sakit parah. Woo (ibunya) pun tak luput dari penyakit kanker payudara. Mungkin ini akibat kecapekan dan stres tiada henti yang dialami ibunya. Parahnya, Hee Ah mogok tak mau main piano. Woo sedih sekali.

Namun, Woo sadar, Hee Ah sedang dalam masa puber. Mungkin dia sedang banyak pikiran. Hee Ah pun harus sampai masuk rumah sakit jiwa. Tetapi apa kata para dokter? Mereka bilang, satu-satunya solusi adalah Hee Ah harus tetap main piano. Akhirnya, Woo bertekad untuk mengajari Hee Ah main piano dari awal lagi.

Ibunya berusaha mengembalikan rasa percaya diri Hee Ah. Ibunya berkata, "Kalau kamu berhenti dari sekarang, tidak ada orang yang akan memandang kamu. Kamu pun tidak akan percaya diri. Tenang aja, Tuhan akan membantu dan berada di samping kamu. Karena kekurangan jari, kamu mungkin tidak seperti orang kebanyakan. Tetapi karena kamu punya kekurangan, Tuhan pun pasti akan lebih memberi."

Begitulah cara sang ibu menanamkan rasa percaya diri. Ia menggembleng Hee agar tumbuh mandiri, penuh percaya diri dan bersemangat baja menghadapi hidup.

Salah satu ketekunan dan kerja kerasnya, untuk bisa memainkan karya Chopin Fantasie Impromptu, Hee berlatih 5 - 10 jam sehari selama 5 tahun. Hasilnya memang luar biasa. Umur 12 tahun, Hee telah menggelar resital piano tunggal.

Menjadi Pianis Terkenal dan Motivator Dunia
Hee Ah memainkan karya-karya sulit komposer dunia hanya dengan keempat jarinya. Berbagai nomor dari pianis kondang seperti Chopin, Bethoven, dan Mozart telah dikuasainya. Ia bisa memainkan Piano Concerto No 21 dari Mozart bersama orkes simphoni. Ia juga telah mendapat sederet penghargaan atas keterampilan bermain piano, seperti penghargaan Overcoming Physical Difficulty dari presiden Korea, Kim Dae Jong. Ia juga mendapat penghargaan sebagai salah satu siswa terbaik di Seoul oleh Korean Education Department.

Tawaran konser di luar negeri pun mengalir. Sejak April 2006, ia mendapat sponsor dari Ministry of Education & Human Resource Development, untuk keliling dunia selama 9 bulan menggelar konser di berbagai negara. Ia pernah bermain bersama pianis Richard Clayderman (di USA) dan Thames Philharmonic Orchestra (di Inggris).

Pianis yang telah diangkat sebagai warga kehormatan Korea ini telah mengeluarkan satu album bertitel "Hee Ah, A Pianist with Four Finger", yang menampilkan komposisi klasik favorit. Luar biasa!

Perjuangan Tiada Henti
Saat karier Hee Ah mulai menanjak, kesedihan kembali melanda keluarganya. Ayah Hee Ah meninggal dunia. Demi mengurus semua keperluan Hee Ah, ibunya terpaksa berhenti dari pekerjaannya. Ia akan selalu bertekad membuat Hee Ah bahagia. Ibunya berkata, "Jika nanti saya sudah tidak ada, saya yakin pasti ada orang yang lebih sayang padanya. Kalau bisa, sebelum saya meninggal, Hee Ah telah menemukan pasangan yang benar-benar bisa melindungi dan mencintainya setulus hati agar dia bisa hidup bahagia. Sebagai pengganti Ibunya."

Rasa bangga dan bahagia tampak jelas di raut wajah ibunya. Bagaimana tidak, berkat didikannya (yang disertai ketekunan, cinta kasih dan pengorbanan), Hee Ah bisa dengan mudah memegang sendok dan sumpit. Kini, ibunya yang telah sembuh dari kanker payudara senantiasa setia menemani sang putri tour keliling dunia.

He Ah memang telah membuktikan dirinya bisa berprestasi berkat ketekunannya.Pelajaran yang didapat : He Ah Lee menjadi inspirasi bagi mereka yang merasa diri sempurna untuk berbuat sesuatu bagi kehidupan. Kekuatan kasih telah merubah ”kekurangan” menjadi kekuatan.

Ibunya menjalani kehidupan sebagai permainan menurut aturan disiplin, untuk kemudian menikmati permainan dengan segenap perjuangan. Sang ibu yang berhati tegar ini menanamkan semangat dan sikap optimistis di hati putrinya. Ini dilakukannya agar si anak dijauhkan dari sikap pesimistis dalam kehidupannya.

Dari Hee Ah Lee, kita belajar tentang kerendah-hatian, ketekunan, kesabaran, kerja keras dan percaya diri, dalam bentuknya yang paling nyata.

PS. I believe, Everyone is unique in their own way :)

PSS. If you have a will, sure you'll find the way. It's just matter of time :)

Kamis, 31 Mei 2012

Pedagogi

Pedagogi adalah seni atau ilmu untuk menjadi seorang guru. Pada umumnya, istilah pedagogi ini merujuk pada strategi-strategi pengajaran atau style (gaya) pengajaran. Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. 

Dalam Bahasa Inggris, Pedagogy dan Pedagogics tidak terbedakan. Pedagogy diartikan sebagai peristiwa, fenomena, atau realitas, dan Pedagogics diartikan sebagai studi atau ilmu. Beberapa kamus dan ensiklopedi merujukkan pedagogi ke pendidikan persekolahan. Sejak industrialisasi, pendidikan maunya diserahkan ke persekolahan. Pedagogi, education, pendidikan, adalah kata yang paling luas maknanya ketimbang kata-kata sinonim lainnya.Pedagogik adalah ilmu mendidik, beda dari educational sciences.

Survey : Peran Media Internet dalam Perkuliahan

Dalam rangka menyelesaikan tugas survey online pada mata kuliah Psikologi Pendidikan, saya membuat survey yang berisi 5 pernyataan yang berhubungan dengan Peran Media Internet dalam Perkuliahan, yang juga menjadi topik survey saya ini. Survey ini diisi secara online oleh 63 mahasiswa-mahasiswi fakultas psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Berikut adalah pernyataan-pernyataan dan juga tanggapan-tanggapan yang diberikan atas pernyataan tersebut.

Saya merasa media internet sangat membantu saya dalam membuat tugas perkuliahan yang diberikan dosen 

Setuju
 56
 88.89%
Netral
 7
11.11%
Tidak Setuju  
 0
0%

Saya merasa sangat senang apabila mendapatkan tugas yang bahan-bahannya dapat dicari melalui internet

Setuju
 48
76.19%
Netral
 12
 19.05%
Tidak Setuju
3 4.76%

Saya merasa fasilitas internet di fakultas saya sangat perlu ditingkatkan lagi

Setuju
59 93.65%
Netral
4 6.35%
Tidak Setuju
0 0%

Saya merasa internet sangatlah berperan penting dalam perkuliahan
 
Setuju
58 92.06%
Netral
5 7.94%
Tidak Setuju
 0 0%

Saya merasa adanya media internet dapat meningkatkan semangat saya untuk membuat tugas

Setuju
48 76.19%
Netral
15 23.81%
Tidak Setuju
0 0%


Tabel diatas merupakan hasil dari survey online yang telah ditanggapi oleh 63 peserta yang mengikutinya. dapat kita lihat bahwa, rata-rata peserta setuju bahwa ada pengaruh peran media internet dalam perkuliahan. Hampir semuanya setuju pada pernyataan-pernyataan yang diberikan menandakan bahwa ada pengaruh media internet dalam perkuliahan. Oleh karena itu, peran media internet ini sangatlah besar, dan juga harus disertai dengan fasilitas yang mendukung. Apabila fasilitas yang tersedia tidak cukup mendukung, maka mahasiswa pun tidak dapat membuat tugas ataupun mengikuti perkuliahan dengan media internet ini dengan tenang dan nyaman. 

Saya sendiri merasa peran internet ini memang sangat penting karena pada zaman sekarang ini, kebanyakan orang juga menggunakan internet untuk melakukan segala hal, baik itu tugas, pekerjaan, dan lain-lain. Tetapi, untuk menerapkan penggunaan internet tersebut, juga diharuskan adanya fasilitas yang mendukung. Apabila tidak ada fasilitas yang cukup mendukung, maka penggunaan internet ini hanya akan menjadi beban dan hambatan bagi mahasiswa. Sebagai mahasiswa zaman sekarang ini memang kita harus peka terhadap perkembangan teknologi, tetapi kita juga harus melihat apakah fasilitas yang ada mendukung atau tidak, apabila tidak mendukung, kita juga tidak bisa memaksakan untuk mengikuti perkembangan teknologi ini. 

Survey Online yang saya coba kali ini, merupakan sebuah hal yang baru untuk saya karena saya sendiri juga tidak pernah tahu adanya survey yang dapat dilakukan dengan online, tetapi, akan sangat berat dilaksanakan apabila ada beberapa mahasiswa yang tidak memiliki laptop sendiri maupun jaringan internet sendiri dirumah. Survey Online ini merupakan hal yang sangat praktis juga apabila masing-masing individu tersebut memiliki fasilitas internet dan juga komputer/laptop. Survey Online ini juga menyediakan banyak fasilitas-fasilitas didalamnya dan memudahkan kita dalam menghitung hasil survey kita tersebut.

Jumat, 11 Mei 2012

Blended Learning

Apa itu Blended Learning?
Teknologi Informasi (TI) merupakan teknologi yang dapat diterima oleh siapa saja. Bahkan, TI tidak memandang profesi, profile atau usia pemakainya. Saat ini internet bukan lagi sekedar alat bantu atau sebuah jaringan komputer besar, tapi internet adalah suatu jaringan komunitas sosial yang global, tanpa pandang usia, ras, agama, jenis kelamin, atau apapun. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya internet, sehingga banyak hal yang bisa kita dapat dengan mengakses internet. Tidak kecuali materi kuliah, teori-teori dan artikel pendidikan yang berguna untuk proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang terbentuk dari proses penggabungan / percampuran antara face to face dan online learning adalah model blended learning. Yang merupakan perpaduan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dengan model pembelajaran online. Dengan menggabungkan dua lingkungan pembelajaran yang berbeda tersebut, akan diperoleh keuntungan spesifik yang disediakan oleh masing-masing lingkungan. Menggabungkan keduanya tentu saja akan memberikan akses lebih besar terhadap pengalaman pembelajaran yang maju serta akan bisa belajar dengan fleksibel, kapan pun dan dimana pun berada. Pelaksanaan pembelajaran ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dalam pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh oleh mahasiswa dan dosen. Dengan menggunakan model blended learning diharapakan mahasiswa dapat aktif belajar mandiri dengan pemanfaatan online learning yang dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun setelah mahasiswa menerima kegiatan pembelajaran di ruang kelas dari dosen. Untuk melaksanakan model pembelajaran seperti ini tentunya harus ada pra syarat dalam penerapannya. Untuk menerapkan model blended learning, maka kampus / lembaga pendidikan tersebut harus mempunyai fasilitas penunjang seperti hot spot dan gajebo-gajebo yang dapat digunakan untuk diskusi dan online learning di luar kelas. Dengan model blended learning pengalaman belajar akan semakin banyak.

Kamis, 03 Mei 2012

Pendidikan Luar Biasa

Apa itu Pendidikan Luar Biasa ?
Pendidikan Luar Biasa merupakan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan Luar Biasa adalah program pembelajaran yang di siapkan untuk memenuhi kebutuhan unik dari individu siswa. Contohnya adalah seorang anak yang kurang dalam penglihatan memerlukan buku yang hurufnya diperbesar.

Di Indonesia sejarah perkembangan Pendidikan Luar Biasa dimulai ketika belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596-1942. Mereka memperkenalkan sistem sekolah dengan orientasi barat.Untuk pendidikan bagi anak-anak penyandang cacat di buka lembaga –lembaga khusus. Lembaga pertama untuk pendidikan anak tuna netra grahita tahun1927 dan untuk tuna runggu tahun 1930. Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah RI mengundang-undangkan yang pertama mengenai pendidikan. Mengenai anak-anak yang mempunyai kelainan fisik atau mental, undang-undang itu menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-anak tersebut pasal 8 yang mengatakan : semua anak-anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan sudah berumur 8 tahun di wajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun. Dengan di berlakukannya undang-undang tersebut   maka sekolah-sekolah baru yang  khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk anak tuna daksa dan tuna laras, sekolah ini disebut Sekolah Luar Biasa (SLB).
Sebagian berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB itu di kelompokkan menjadi :
(1) SLB bagian A untuk anak tuna netra
(2) SLB bagian B untuk anak tuna rungu
(3) SLB bagian C untuk anak tuna Grahita
(4) SLB bagian D untuk anak tuna daksa
(5) SLB bagian E untuk anak tuna laras
(6) dan SLB bagian F untuk anak cacat ganda
Konsep pendidikan terpadu di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1978 yang bertujuan khusus untuk anak tuna netra.

Seluruh warga Negara tanpa terkecuali apakah dia mempunyai kelainan atau tidak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini di jamin oleh  UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan, bahwa tiap –tiap warga Negara  berhak mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang-undang NO 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional (UUSPN). Dalam undang-undang tersebut di kemukakan hal-hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut:
  1. Bab 1 pasal 1 (18) wajib belajar adalah program pendidikan minimal  yang harus di ikuti oleh warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.
  2. Bab II pasal 4 (1) pendidikan dislenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM, agama, kultural dan kemaejmukan bangsa.
  3. Bab IV pasal 5(1) setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperolehpendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik,emosional, mental, intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus
  4. Bab V pasal 12(1) huruf b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
  5. Bab VI bagian ke-11. Pendidikan khusus pasal 32 (1) pendidikan khusus bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik emosional, mental, sosial, atau memiliki potensi kecerdasan